Pada era modern saat ini, banyak ide baru yang muncul, termasuk dalam pengembangan peralatan salat seperti sajadah. Maka tidak heran kini banyak dijumpai sajadah tebal dan lembut. Namun, kehadiran sajadah dengan karakteristik tersebut tidak luput dari kontroversi.
Beberapa orang berpendapat bahwa penggunaan sajadah yang lebih tebal dan empuk tersebut dapat mengurangi makna mendalam dari sujud.
Menjawab hal tersebut, dai kenamaan, Ustaz Adi Hidayat (UAH) mewanti-wanti umat Muslim agar tidak menggunakan sajadah yang terlalu empuk atau tebal saat salat. Menurutnya, hal itu dilarang oleh Nabi Muhammad SAW. “Awas ingat, saya ingatkan, sepanjang tidak terlampau empuk boleh,” ujar UAH dilihat dari YouTube KAWAN INSAF Selasa, 7 Mei 2024. UAH kembali menegaskan, Rasulullah SAW telah melarang umat Muslim untuk sujud di alas yang terlalu empuk seperti bantalan.
"Ada sajadah sekarang kelihatan mewah, tapi sebetulnya gak bisa jadi tempat sujud,” kata dia. Menurutnya, sajadah terlalu empuk dapat menjadi penghalang antara kening dengan tempat sujud, sehingga tidak menempel dengan sempurna. "Kata Nabi, kalau engkau sujud, tempelkan dengan sempurna.
Sehingga terasa, ada penempelan antara kening dengan tempat sujud," imbuhnya. Risyal Hidayat Bukan cuma itu, lanjutnya, dalam beberapa penelitian ilmiah ditemukan ada satu tempat atau titik di area kening antara dua alis yang baik ditempelkan ke tempat sujud. Menurutnya, jika titik tersebut menempel sempurna ke tempat sujud, maka akan membawa dampak positif kepada tubuh.
Terakhir, UAH juga menyampaikan hadis dari Ibnu Abbas mengatakan, “Aku diperintahkan sujud dengan tujuh anggota tubuh menempel”. UAH pun lantas berpesan, selain kening, sejumlah anggota tubuh yang harus menempel sempurna saat sujud, yakni kedua telapak tangan, kedua lutut dan jemari di kedua telapak kaki.
Semoga bermanfaat....